Oleh : K.H. Athian Ali M. Da'i, MA
"Tidak akan pernah ridha terhadapmu (Muhammad) orang-orang Yahudi dan "tidak pula" orang-orang Nashara sampai kamu mengikuti keyakinan atau ajaran mereka. Katakanlah, sesungguhnya hidayah atau petunjuk Allah ialah yang sebenar-benarnya petunjuk. Jika kamu mengikuti hawa-hawa nafsu mereka setelah datang ilmu pengetahuan kepadamu, maka tidak ada hak bagimu menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong bagimu" (QS. Al Baqarah, 2 :120).
Surah Al Baqarah ayat 120 semakin jelas menunjukkan kepada kita betapa Mahabenarnya Allah SWT yang menyatakan bahwa, orang-orang Yahudi tidak akan pernah ridha dan tidak pula orang-orang Nashara selamanya sampai kiamat akan terus berusaha mempengaruhi kita hingga kita betul-betul masuk dalam milah (prinsip hidup) mereka.
Di dalam Al Qur'an, bangsa Yahudi ini sering disebut dengan Bani Israil. Dari bahasa Ibrani, kata "Israil" berasal dari dua kata, "Isra" (hamba pilihan) dan "eil" (Tuhan). Dengan nama "Israil" ini mereka berupaya meyakinkan kepada semua manusia bahwa mereka adalah bangsa "pilihan tuhan" dalam arti bangsa yang terbaik. Karenanya, mereka mengklaim bahwa bangsa lain selain Israil adalah bangsa di bawah mereka atau bangsa kelas dua. Prinsip semacam ini tentu sangat keliru menurut Islam, karena, "Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang lebih takwa di antara kamu" (QS. Al Hujuraat, 49:13). Bahkan Rasul Saw yang keturunan Arab pun menyatakan: "Tidak ada keutamaan orang Arab terhadap Non-Arab atau sebaliknya". Tidak ada juga keutamaan orang kulit putih terhadap orang berkulit hitam dan atau sebaliknya.
Karena mereka (Yahudi) merasa sebagai bangsa yang paling mulia, maka watak mereka selama-lamanya menganggap bahwa mereka punya hak untuk melakukan apa saja termasuk merampas hak bangsa lain. "Dan sebagian mereka, ada orang yang jika engkau mempercayakan kepadanya satu dinar (saja), tidak akan dikembalikannya kepadamu kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu sebab mereka berkata, "Kami tidak berkewajiban terhadap orang-orang ummi". Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. Sebenarnya, barangsiapa yang menepati janjinya dan bertakwa maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa " (QS. Ali Imran, 3:75-76).
Bangsa Yahudi atau Israil ini jika kita lihat dalam Al Qur'an memang bangsa yang dulunya sempat dimanjakan oleh Allah SWT dengan limpahan karunia-Nya (QS. Al Baqarah, 2:47) di antaranya diturunkan, "manna was salwaa" kepada mereka (QS. Al Baqarah, 2:57), tapi mereka masih saja tidak pernah merasa puas atas karunia-Nya tersebut. Mereka adalah bangsa yang dulu seringkali diselamatkan oleh Allah SWT termasuk diselamatkan dari kepunahan mereka dari kedzaliman keluarga Fir'aun (QS. Al Baqarah, 2:49-50). Dan masih banyak lagi karunia dan kenikmatan- kenikmatan lainnya yang Allah limpahkan kepada bani Israil ini, di antaranya mayoritas para nabi diutus kepada mereka dan banyak di antaranya yang dibunuh (QS. Ali Imran, 3:21). Jika para nabi saja mereka bunuh, apalagi hanya sekadar orang-orang yang datang atas nama kemanusiaan maka mereka pun tidak segan-segan lagi untuk membunuhnya. Itulah watakasli Israil.
Kendati banyak rasul dan nabi diutus kepada mereka, namun mereka selalu menunjukkan sikap kufur dengan membunuh para nabi dan mengubah-ubah kitab suci berdasarkan hawa nafsu mereka (QS. Al Baqarah, 2:75). Sikap kufur mereka itu ditandai dengan selalu mencoba mencari alasan untuk kufur atau tidak taat melaksanakan aturan Allah. Betapa bandelnya mereka untuk hanya sekedar diperintah menyembelih seekor sapi betina, yang terjadi bukan mereka segera melaksanakan perintah tersebut tapi justru mereka malah banyak bertanya tentang segala macam ciri-ciri sapi tersebut. Intinya sebenarnya mereka ingin mengingkari perintah Allah (QS. Al Baqarah, 2:67-71) Sifat buruk lain dari bani Israil yaitu selalu mengingkari janji dengan Allah, "Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian kamu dan Kami mengangkat gunung (Thursina) di atasmu, seraya Kami berfirman, "Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya supaya kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah adanya perjanjian itu" (QS. Al Baqarah, 2:63-64). Perjanjian dengan Allah saja diingkarinya, apalagi perjanjian yang dibuat oleh manusia baik yang berbentuk resolusi maupun yang lainnya akan tidak ada arti apa-apa bagi mereka.
Sikap kekufuran lain bani Israil yaitu selalu berusaha mencari pembenaran untuk kufur, salah satunya ketika mereka tidak bisa lagi menghindar untuk tidak meyakini Allah maka mereka meminta kepada Nabi Musa As untuk memperlihatkan Allah dengan nyata. "Dan ingatlah ketika kamu berkata, "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan nyata" (QS. Al Baqarah, 2:55). Padahal, manusia di dunia tidak akan kuasa melihat Allah, "Dia tidak dapat dicapai penglihatan sedang D/a meliputipenglihatan dan D/a Mahahalus lagi Maha Mengetahui"(QS.Al Ana'am, 6:103).
Sifat jelek lain yang ditunjukkan bani Israil di antaranya mereka menuduh Allah itu kikir, "Orang-orang Yahudi berkata, "Tangan Allah terbelenggu (kikir)" (QS. Al Maaidah, 5:64). Sikap kufur mereka tidak pernah berubah sepanjang masa, mereka sudah menutup rapat-rapat pintu hati untuk menerima hidayah. Allah SWT berfirman: "Kemudian sesudah itu hati kamu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi" (QS. Al Baqarah, 2:74). Ayat ini menggambarkan bahwa hati mereka sudah keras seperti batu untuk menerima kebenaran, bahkan lebih keras dari batu.
Sikap buruk lain dari orang-orang Yahudi adalah munafik. Allah SWT berfirman: "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman!" Dan apabila mereka berada sesama mereka, mereka berkata, "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (Ummat Muhammad) tentang apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu. Apakah kamu tidak mengerti?"(QS.Al Baqarah, 2:76).
Sikap mereka selalu saja memerangi kebenaran, "Sesungguhnya orang-orang yang ingkar akan ayat-ayat Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, mereka membunuh orang-orang yang menyuruh manusia melakukan keadilan, maka beritakanlah mereka dengan azab yang pedih " (QS. Ali Imran, 3:21).
Sikap selalu kufur inilah yang kemudian menyebabkan turunnya laknat Allah terhadap mereka. Allah SWT berfirman: "Telah dilaknat orang-orang kafir dari Ban! Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka selalu perbuat Sungguh am at buruklah a pa yang mereka perbuat itu" (QS. Al Maaidah, 5:78-79). Mereka telah pula dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS. Al Baqarah, 2:65), bahkan di samping karena ada pula yang dilaknat menjadi babi, "Katakanlah, "Apakah akan kuberitahukan kepada kamu hal yang lebih buruk balasannya dari itu di sisi Allah ? Yaitu orang-orang yang dilaknat Allah dan dimurkai-Nya, dan di antara mereka Dia jadikan kera-kera, babi-babi, dan (orang yang) menyembah berhala. Mereka itu amat buruk tempatnya dan lebih sesat dari jalan yang benar" (QS. Al Maaidah, 5:60).
Dalam menafsirkan ayat 60 surah Al Maaidah, para ulama terbagi dalam dua pendapat. Pertama, sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa memang sebagian bani Israil dilaknat menjadi kera dan babi yang tidak diberi kecenderungan untuk makan dan minum dan tidak pula diberikan kecenderungan seksual sehingga pada akhirnya mereka punah (QS QS. Al An'aam, 6:164). Kedua, mayoritas ulama berpendapat, mereka dilaknat oleh Allah mewarisi sifat "kera" dan "babi". Sifat "kera" yang paling menonjol adalah auratnya selalu mencolok dalam arti dia tidak ada rasa malu, rakus, tamak, dia tidak memiliki rasa takut kecuali dengan ancaman pecut atau pukulan. Sedangkan sifat "babi" yang paling menonjol di samping jorok juga tidak ada rasa cemburu jika betinanya diagauli oleh pejantan lain, penganut seks bebas. Itulah gambaran laknat "kera" dan "babi" bagi mereka yang sifat-sifatnya sedang dijalankan mereka seperti kondisi terakhiryang mereka lakukan terhadap bangsa Palestina.
Banyak para ulama menyatakan bahwa memang mereka akan membuat kerusakan dan menang dan suatu saat maka akan hancur. Hal ini merujuk pada firman Allah SWT: "Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar"(QS.Al-Israa', 17:4-6).
Sebenarnya masih banyak lagi sifat-sifat buruk lain dari Bani Israil ini yang tersurat dan tersurat dalam Al Qur'an yang pada intinya memang demikianlah sifat-sifat mereka seperti yang sedang dilakukan mereka terhadap bangsa Palestina. Tentu kurang bijak jika kita terus menyalahkan, mengecam, dan mengutuk mereka karena watak mereka memang sudah demikian. Yang harus kita pertanyakan, kenapa kita mau diperlakukan seperti itu? Andaikata ummat Islam sedunia bersatu tidak mungkin kita diperlakukan seperti itu.
Israil menjadi kuat karena lemahnya kita, karena kita sudah tidak layak lagi dibela oleh Allah. Kenapa kita tidak dibela oleh Allah? Karena banyak di antara kita sudah meninggalkan ajaran Allah. Jika kita sudah banyak meninggalkan ajaran Allah, maka kita tidak punya hak dibela lagi oleh Allah dan Allah akan biarkan siapa yang kuat dialah yang menang.
Pada penghujung ayat 120 surah Al Baqarah, Allah SWT memberikan peringatan keras kepada kita, Jika kamu mengikuti hawa-hawa nafsu mereka setelah datang ilmu pengetahuan kepadamu, maka tidak ada hak bagimu menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong bagimu". Peringatan keras ini hendaknya menjadikan diri kita senantiasa berhati-hati atau waspada dalam mengarungi kehidupan ini, khususnya dalam menghadapi segala tipu daya Yahudi dan Nashara yang akan mengajak kita ke arah kecenderungan hawa-hawa nafsu mereka sehingga kita menjadi orang yang rugi.
Wallahu a'lam bish-shawab.
"Tidak akan pernah ridha terhadapmu (Muhammad) orang-orang Yahudi dan "tidak pula" orang-orang Nashara sampai kamu mengikuti keyakinan atau ajaran mereka. Katakanlah, sesungguhnya hidayah atau petunjuk Allah ialah yang sebenar-benarnya petunjuk. Jika kamu mengikuti hawa-hawa nafsu mereka setelah datang ilmu pengetahuan kepadamu, maka tidak ada hak bagimu menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong bagimu" (QS. Al Baqarah, 2 :120).
Surah Al Baqarah ayat 120 semakin jelas menunjukkan kepada kita betapa Mahabenarnya Allah SWT yang menyatakan bahwa, orang-orang Yahudi tidak akan pernah ridha dan tidak pula orang-orang Nashara selamanya sampai kiamat akan terus berusaha mempengaruhi kita hingga kita betul-betul masuk dalam milah (prinsip hidup) mereka.
Di dalam Al Qur'an, bangsa Yahudi ini sering disebut dengan Bani Israil. Dari bahasa Ibrani, kata "Israil" berasal dari dua kata, "Isra" (hamba pilihan) dan "eil" (Tuhan). Dengan nama "Israil" ini mereka berupaya meyakinkan kepada semua manusia bahwa mereka adalah bangsa "pilihan tuhan" dalam arti bangsa yang terbaik. Karenanya, mereka mengklaim bahwa bangsa lain selain Israil adalah bangsa di bawah mereka atau bangsa kelas dua. Prinsip semacam ini tentu sangat keliru menurut Islam, karena, "Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang lebih takwa di antara kamu" (QS. Al Hujuraat, 49:13). Bahkan Rasul Saw yang keturunan Arab pun menyatakan: "Tidak ada keutamaan orang Arab terhadap Non-Arab atau sebaliknya". Tidak ada juga keutamaan orang kulit putih terhadap orang berkulit hitam dan atau sebaliknya.
Karena mereka (Yahudi) merasa sebagai bangsa yang paling mulia, maka watak mereka selama-lamanya menganggap bahwa mereka punya hak untuk melakukan apa saja termasuk merampas hak bangsa lain. "Dan sebagian mereka, ada orang yang jika engkau mempercayakan kepadanya satu dinar (saja), tidak akan dikembalikannya kepadamu kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu sebab mereka berkata, "Kami tidak berkewajiban terhadap orang-orang ummi". Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. Sebenarnya, barangsiapa yang menepati janjinya dan bertakwa maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa " (QS. Ali Imran, 3:75-76).
Bangsa Yahudi atau Israil ini jika kita lihat dalam Al Qur'an memang bangsa yang dulunya sempat dimanjakan oleh Allah SWT dengan limpahan karunia-Nya (QS. Al Baqarah, 2:47) di antaranya diturunkan, "manna was salwaa" kepada mereka (QS. Al Baqarah, 2:57), tapi mereka masih saja tidak pernah merasa puas atas karunia-Nya tersebut. Mereka adalah bangsa yang dulu seringkali diselamatkan oleh Allah SWT termasuk diselamatkan dari kepunahan mereka dari kedzaliman keluarga Fir'aun (QS. Al Baqarah, 2:49-50). Dan masih banyak lagi karunia dan kenikmatan- kenikmatan lainnya yang Allah limpahkan kepada bani Israil ini, di antaranya mayoritas para nabi diutus kepada mereka dan banyak di antaranya yang dibunuh (QS. Ali Imran, 3:21). Jika para nabi saja mereka bunuh, apalagi hanya sekadar orang-orang yang datang atas nama kemanusiaan maka mereka pun tidak segan-segan lagi untuk membunuhnya. Itulah watakasli Israil.
Kendati banyak rasul dan nabi diutus kepada mereka, namun mereka selalu menunjukkan sikap kufur dengan membunuh para nabi dan mengubah-ubah kitab suci berdasarkan hawa nafsu mereka (QS. Al Baqarah, 2:75). Sikap kufur mereka itu ditandai dengan selalu mencoba mencari alasan untuk kufur atau tidak taat melaksanakan aturan Allah. Betapa bandelnya mereka untuk hanya sekedar diperintah menyembelih seekor sapi betina, yang terjadi bukan mereka segera melaksanakan perintah tersebut tapi justru mereka malah banyak bertanya tentang segala macam ciri-ciri sapi tersebut. Intinya sebenarnya mereka ingin mengingkari perintah Allah (QS. Al Baqarah, 2:67-71) Sifat buruk lain dari bani Israil yaitu selalu mengingkari janji dengan Allah, "Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian kamu dan Kami mengangkat gunung (Thursina) di atasmu, seraya Kami berfirman, "Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya supaya kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah adanya perjanjian itu" (QS. Al Baqarah, 2:63-64). Perjanjian dengan Allah saja diingkarinya, apalagi perjanjian yang dibuat oleh manusia baik yang berbentuk resolusi maupun yang lainnya akan tidak ada arti apa-apa bagi mereka.
Sikap kekufuran lain bani Israil yaitu selalu berusaha mencari pembenaran untuk kufur, salah satunya ketika mereka tidak bisa lagi menghindar untuk tidak meyakini Allah maka mereka meminta kepada Nabi Musa As untuk memperlihatkan Allah dengan nyata. "Dan ingatlah ketika kamu berkata, "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan nyata" (QS. Al Baqarah, 2:55). Padahal, manusia di dunia tidak akan kuasa melihat Allah, "Dia tidak dapat dicapai penglihatan sedang D/a meliputipenglihatan dan D/a Mahahalus lagi Maha Mengetahui"(QS.Al Ana'am, 6:103).
Sifat jelek lain yang ditunjukkan bani Israil di antaranya mereka menuduh Allah itu kikir, "Orang-orang Yahudi berkata, "Tangan Allah terbelenggu (kikir)" (QS. Al Maaidah, 5:64). Sikap kufur mereka tidak pernah berubah sepanjang masa, mereka sudah menutup rapat-rapat pintu hati untuk menerima hidayah. Allah SWT berfirman: "Kemudian sesudah itu hati kamu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi" (QS. Al Baqarah, 2:74). Ayat ini menggambarkan bahwa hati mereka sudah keras seperti batu untuk menerima kebenaran, bahkan lebih keras dari batu.
Sikap buruk lain dari orang-orang Yahudi adalah munafik. Allah SWT berfirman: "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman!" Dan apabila mereka berada sesama mereka, mereka berkata, "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (Ummat Muhammad) tentang apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu. Apakah kamu tidak mengerti?"(QS.Al Baqarah, 2:76).
Sikap mereka selalu saja memerangi kebenaran, "Sesungguhnya orang-orang yang ingkar akan ayat-ayat Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, mereka membunuh orang-orang yang menyuruh manusia melakukan keadilan, maka beritakanlah mereka dengan azab yang pedih " (QS. Ali Imran, 3:21).
Sikap selalu kufur inilah yang kemudian menyebabkan turunnya laknat Allah terhadap mereka. Allah SWT berfirman: "Telah dilaknat orang-orang kafir dari Ban! Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka selalu perbuat Sungguh am at buruklah a pa yang mereka perbuat itu" (QS. Al Maaidah, 5:78-79). Mereka telah pula dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS. Al Baqarah, 2:65), bahkan di samping karena ada pula yang dilaknat menjadi babi, "Katakanlah, "Apakah akan kuberitahukan kepada kamu hal yang lebih buruk balasannya dari itu di sisi Allah ? Yaitu orang-orang yang dilaknat Allah dan dimurkai-Nya, dan di antara mereka Dia jadikan kera-kera, babi-babi, dan (orang yang) menyembah berhala. Mereka itu amat buruk tempatnya dan lebih sesat dari jalan yang benar" (QS. Al Maaidah, 5:60).
Dalam menafsirkan ayat 60 surah Al Maaidah, para ulama terbagi dalam dua pendapat. Pertama, sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa memang sebagian bani Israil dilaknat menjadi kera dan babi yang tidak diberi kecenderungan untuk makan dan minum dan tidak pula diberikan kecenderungan seksual sehingga pada akhirnya mereka punah (QS QS. Al An'aam, 6:164). Kedua, mayoritas ulama berpendapat, mereka dilaknat oleh Allah mewarisi sifat "kera" dan "babi". Sifat "kera" yang paling menonjol adalah auratnya selalu mencolok dalam arti dia tidak ada rasa malu, rakus, tamak, dia tidak memiliki rasa takut kecuali dengan ancaman pecut atau pukulan. Sedangkan sifat "babi" yang paling menonjol di samping jorok juga tidak ada rasa cemburu jika betinanya diagauli oleh pejantan lain, penganut seks bebas. Itulah gambaran laknat "kera" dan "babi" bagi mereka yang sifat-sifatnya sedang dijalankan mereka seperti kondisi terakhiryang mereka lakukan terhadap bangsa Palestina.
Banyak para ulama menyatakan bahwa memang mereka akan membuat kerusakan dan menang dan suatu saat maka akan hancur. Hal ini merujuk pada firman Allah SWT: "Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar"(QS.Al-Israa', 17:4-6).
Sebenarnya masih banyak lagi sifat-sifat buruk lain dari Bani Israil ini yang tersurat dan tersurat dalam Al Qur'an yang pada intinya memang demikianlah sifat-sifat mereka seperti yang sedang dilakukan mereka terhadap bangsa Palestina. Tentu kurang bijak jika kita terus menyalahkan, mengecam, dan mengutuk mereka karena watak mereka memang sudah demikian. Yang harus kita pertanyakan, kenapa kita mau diperlakukan seperti itu? Andaikata ummat Islam sedunia bersatu tidak mungkin kita diperlakukan seperti itu.
Israil menjadi kuat karena lemahnya kita, karena kita sudah tidak layak lagi dibela oleh Allah. Kenapa kita tidak dibela oleh Allah? Karena banyak di antara kita sudah meninggalkan ajaran Allah. Jika kita sudah banyak meninggalkan ajaran Allah, maka kita tidak punya hak dibela lagi oleh Allah dan Allah akan biarkan siapa yang kuat dialah yang menang.
Pada penghujung ayat 120 surah Al Baqarah, Allah SWT memberikan peringatan keras kepada kita, Jika kamu mengikuti hawa-hawa nafsu mereka setelah datang ilmu pengetahuan kepadamu, maka tidak ada hak bagimu menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong bagimu". Peringatan keras ini hendaknya menjadikan diri kita senantiasa berhati-hati atau waspada dalam mengarungi kehidupan ini, khususnya dalam menghadapi segala tipu daya Yahudi dan Nashara yang akan mengajak kita ke arah kecenderungan hawa-hawa nafsu mereka sehingga kita menjadi orang yang rugi.
Wallahu a'lam bish-shawab.